Rabu, 04 Februari 2015

Pendakian Pertama Merapi

First time in my life, SETELAH SEKIAN LAMA GA NGEBLOG..
Kali ini akan saya ceritakan pengalaman pertama mendaki Gunung,berawal dari menonton film 5CM dan kesenangan saya akan sesuatu yang baru, menjelajah, traveling, kayaknya seru deh liat foto foto para pendaki, berdiri di puncak dengan bakcground samudra di atas awan, sangat menakjubkan bagi siapa saja yang melihatnya.saya berpikir kenapa tidak saya coba mengisi liburan dengan mendaki gunung saja.
setelah muncul ide tersebut, kala itu langsung berpikir gunung mana yang akan saya daki,singkat cerita saya menghubungi temen di jogja, sebut Diedie,dia merupakan temen STM dulu, sekarang di kuliah di Jogja, kita berdua berasal dari Cilacap, si Didi yang lanjut Kuliah, saya kerja di Tuban. setelah janjian kami sepakat mendaki ke Gunung Merapi (2965 MDPL). Sebagai pemula langsung saya googling apa yang perlu dipersiapkan baik alat atau mental, dengan budget yang minim, saya baru bisa membeli jaket dan sleping bag, sedangkan tas saya pinjem temen, itupun bukan carier, hanya tas eiger dg kapsitas 50ltr.
setelah mengurus Cuti saya berangkat dari Tuban,Jatim kamis tengah malem ( 16 Januari 2014 ), sampai di Terboyo Semarang  jam 6 pagi. Sampai di terminal saya hubungi temen cewe untuk janjian jalan2 dulu ke Semarang, behubung saat itu hujan, temen yg kuliah di UNES tsbt baru bisa menjemput jam 11.00, akhirnya setelah sekian lama menunggu bertemu juga temen yng cukup lama tak bersua. di putuskan kita jalan2 ke Masjid Agung Semarang, sekalian Jumatan, di bawah rintik gerimis kami sampai di masjid paling megah se Semarang itu, saya langsung sholat jumat, si Cewe nongkrong di kantin deket masjid.habis sholat Jumat kita berdua naik ke menara masjid tersebut, sambil mengenang masa lalu dan melihat pemandangan Kota Semarang dari ketinggian, berhubung hujan maka pengunjung tidak di perbolehkan menggunakan teropong dari atas menara,padahal say pengen baget coba tu alat. kita hanya berkeliling di atas menara sambil Foto2.



 Foto di menara Masjid Agung Semarang

 Setelah puas di Semarang kita berpisah lagi untuk melanjutkan ke tujuan utama, Jogja.sampai di Jogja Jumat petang, setelah di jemput si Didi, saya bergegas ke Kos"n temen saya ini, sampai d kos langsung mandi dan langsung cabut untuk meeting point dengan temen"lain yang mau bareng naik ke Merapi, sampai di salah satu cafe ternyata terkejut bahwa temen temen yg mau ikut naik adalah sesama orang ngapak semua ,, WkWkWk. dan akhirnya cair suasana dengan obrolan khas logaT ngapak yang medok. saya yang sudah setahun di Tuban juga ketawa sendiri ternyata lucu juga logat ngapak itu yah,, padahal saya juga orang ngapak, setelah membahas persiapan di sepakati pendakian dilakukan hari sabtu siang, untuk peralatan dan perlengkapan iuraan untuk sewa.
Sabtu siang semua berkumpul setelah menyewa segala perlengkapan. cukup mudah menemukan persewaan alat alat pendakian di Jogja, secara Jogja Kota pelajar dan banyak Gunung di sekitar Jogja.cukup murah menyewa perlengkapan sebanyak itu.Dengan menggunakan sepeda Motor kita bergegas menuju Pos pendakian Selo Boyolali. Hujan menemani kami sepanjang jalan, bahkan sampai di bascamp pun sekitar jam 17.30 hujan di sertai angin masih setia menemani,angota Tim kami ada 8 orang, beranggotakan 2 Cewe, sisanya Cowo, 4 di antaranya termasuk saya masih pemula untuk pendakian. Ternyata di base camp sudah banyak  tim pendaki lainya, setelah menyelesaikan administrasi kami menyalakan kompor untuk menghangatkan badan dan masak mie instan. sambil berkenalan dg tim yang lainya kami makan mie + nasi yang rasanya entah gimana yang jelas cukup untuk mengisi perut kami.. sampai jam 8 kita beristirahat, ternyata kami kedatangan temen lain yang mau mendaki, jadi total kami mendaki 12 orang. jam 9 malam kita bersiap mendaki. dengan kondisi basah bekas hujan dan grimis kecil, kita mulai mendaki, 100 meter pertama berjalan, kaki sudah sangat pegel, inilah rasanya pendakian pertama, setelah break sebentar kita lansung lanjut , kali ini langkah kaki mulai terbiasa, dengan medan tanjakan yang licin berbatu karena habis hujan.saya tidak menyangka pengalaman pertama mendaki harus di temani hujan, saat mendaki badan tidak terasa dingin, karena kaki yang terus bergerak, dengan kondisi 2 temen Cewe , maka perjalan kami cukup santai, inilah kebersamaan, satu Cape semua cape, satu berhenti semua berhenti.

 kondisi grimis yang gelap terasa indah jika kita melihat ke bawah rangkaian lampu kota Magelang sampai Jogja. kita sepakat mendirikan Tenda sedekat mungkin dg Pasar Bubrah, dan benar ternyata Kita mendirikan Tenda di tempat yamg dekat dg pasar burah, jika biasanya pendaki mendirikan Tenda di area yang masih terdapat beberapa pepohonan tinggi sebagai pelindung, tenda kita di bangun di antara rumput ilalang, menandakan sudah dekat sekali dg puncak gunung. Kondisi grimis dan angin gunung seperti badai cukup menusuk tulang, tenda sudah siap, akhirnya kami masak roti bakar, setalah mengisi perut. jam menunjukan pukul 1 malam, mengingat kondisi cuca badai, kita tidak memaksakan untuk muncak melihat sunrise. kita tidur lelap. Tak terasa kita terbangun jam 6 pagi. kayaknya baru saja tidur sudah pagi lagi.Iitulah nikmtnya tidur orang cape. Kondisi pagi yang berkabut terasa masih cukup redup tanpa sinar matahari yang terhalangi kabut, angin yang kencang dan bisa di kategorikan badai makin menambah dingin tubuh kita. setelah mengganjal perut, kita mencoba naik ke puncak Merapi, kira kira berjalan sekitar 300 meter kita sudah sampai di pasar Bubrah, di sana ada tanda yang menunjukan penghormatan pada pendaki yang pernah gugur di puncak Merapi.


 PASAR BUBRAH

Saya di sini termasuk yang paling semangat untuk menggapai puncak, saya berada urutan paling depan, saat itu kondisi jalur sangat berkabut, di sertai angin yang semakin tingi semakin kencang, jarak penglihatan hanya kurang lebih 5 meter itupun harus menggunakan Head lamp. Saat melihat ke belakang ternyata temen temen sudah tidak tampak lagi, sesekali kita berteriak untuk memastikan keadaan satu sama lain. Medan pasir khas lereng gunung cukup membuat langkah kita terhalangi. Saya dengan 1 teman berada paling depan, Sampailah kita di Tebing batu terkhir dekat puncak . Kita melihat sekeliling kita, kenapa ini tebing tidak memungkinkah untuk kita daki, posisi tebing batu vertical tinngi sekitar 5 meter. melihat kondisi itu kita yakin bahwa kita sudah salah jalur, tidak mungkin itu jalur menuju puncak Merapi. Sambil duduk berdua, kita ,menunggu teman lain sampai. setelah berkumpul kita meberitahu bahwa kita sudah salah ambil jalur. Kondisi kabut tebal tidak memungkinkan kita untuk mencari jalur yang benar, saat itu jarak pandang hanya 3 meter saja.
akhirnya kita sepakat untuk tidak memaksakan ke puncak karena resiko yang terlalu bahaya untuk mencari jalur yang benar,, kabut badai yang cukup membahyakan membuat kita memilih untuk aman, kita tidak berambisi untuk menaklukan puncak,  kita tidak mau ambil resiko dengan kondisi saat itu. akhirnya kita memutuskan untuk turun lagi, setelah berfoto2 sebentar di tepi  tebing tadi, kita bergegas turun ke pasar Bubrah. Gambaran saat itu angin badai di sertai kabut tebal sangat menghalangi jarak pandang kita.  Saat turun kita lebih cepat dengan menggelosor di pasir yang lumayan curam tersebut.akhirnya kita sampai tenda lagi. Setelah beristirahat sebentar, kita berkemas membereskan tenda  untuk turun ke bascamp Selo. kita berfoto full tim terakhir kalinya di  depan tenda sebagai kenangan bahwa kita pernah mendaki Merapi di tengah hujan dan badai., meskipun tidak sampai puncak .Tak Apa yang penting semua selamat, tak perlu egois TAK KAN LARI GUNUG DI KEJAR, suatu saat kita kembali lagi demi meraih puncak Merapi.
Kita akhirnya kembali ke bascamp Selo. Setelah beristirahat sebentar kita langsung kembali ke Jogja, dan perjalananpun selesai.






Ini merupakan pendakian pertama dalam hidupku. Setelah perjalanan itu ini saya semakin cinta terhadap ke indahan alam, khasusnya Indonesia. The Next , saya harus bisa naik Ke Mahameru membuktikan ke indahan alam seperti yang ada di film 5CM.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

sitemeter